web analytics

Migrasi ke WPOven, Layanan Managed WordPress Hosting yang Sip

Mungkin setahun ini saya menggantungkan kehidupan blog-blog saya kepada Vultr, setelah sebelumnya pakai UpCloud, sebelumnya lagi OVH, dan RamNode, Linode, Google Cloud Platform, DO, Hostgator, dan masih ada beberapa lagi. Karena dulu masih suka coba-coba jadi cukup rajin migrasi. Wkwk.

Tapi setahun terakhir ini saya setia sama Vultr, selain oke, juga karena saya punya credit banyak di situ gara-gara dapat bonus tahun lalu. Mengelola unmanaged VPS sebenarnya asik, belajar ini itu, tapi kalau ada masalah saya kurang bisa mengatasi.

Pernah log MySQL bikin penuh storage, saya asal hapus aja itu file-filenya. Eh, ternyata bikin error dan berjam-jam saya nyari mana yang salah, akhirnya saya pilih bikin server baru trus setup dari awal trus data dipindah. Sayangnya itu terjadi pada blog utama yang menopang kehidupan anak istri saya. Kan down beberapa jam udah bikin panik. 🙁

Nah, setelah lama pengen pindah ke managed WP hosting, akhirnya waktunya tiba juga, credit di Vultr mau habis. Wkwk. Setelah melakukan riset kecil-kecilan, bandingin sana-sini, tanya sana-sini, akhirnya pilihan jatuh ke WPOven. Ditambah rekomendasi dari Om Firman yang ternyata pakai juga.

WPOven adalah sebuah layanan managed WordPress hosting yang sebenarnya menggunakan VPS seperti kita pakai unmanaged VPS gitu, tapi ini lebih mudah dikelola dan sudah dioptimasi untuk menjalankan WordPress.

Harga paling masuk akal

Saya nggak bilang mahal dan murah ya, karena itu tergantung buat apa. Menurut saya harga WPOven ini paling masuk akal jika dibandingkan dengan yang lain.

Kondisi saya nggak yang bergelimang harta buat sewa hosting, tapi saya juga nggak kere-kere amat dan nggak mau ngirit-ngirit amat buat menopang bisnis. Paham kan maksud saya? Ya gitu lah, harga ndak masalah, yang penting masuk akal buat bisnis saya.

Beberapa layanan sudah saya bandingkan, sepeti WPEngine, Liquidweb, Kinsta, Siteground, dan Flywheel. Dengan harga yang mirip-mirip, semua membatasi paket dengan jumlah website dan pageviews. Makanya saya pilih WPOven, karena nggak ada batasan untuk kedua hal tersebut.

Biasanya saya habis sekitar $50-an kalau pakai unmanaged VPS, tapi saya harus setup sendiri dan benerin sendiri kalau ada masalah. Dengan spek yang mirip-mirip, maka masuk akal kalau saya pilih yang $80-an untuk sebuah managed hosting.

Fitur dan dukungan oke

Dari awal saya sudah niat, kali ini saya nggak mau ribet ngurusin server, bahkan buat migrasi saja saya pokoknya mau minta dimigrasikan pihak hostingnya.

Setelah bikin akun dan bayar VPS-nya, saya langsung bikin request buat migrasi. Ya meskipun prosesnya nggak langsung jadi, tapi menurut saya cepet lah respon dari pihak WPOven-nya. Sehari beres lah proses migrasinya. Bisa juga migrasinya dilakukan sendiri, tapi saya emoh, pokoknya maunya dipindahin. Wkwk.

Dua kali saya mengalami masalah dengan blog-blog saya, yang pertama storage mendadak penuh dan yang kedua error karena plugins.

Keduanya selesai dengan cepat, begitu error saya langsung buat support ticket, lalu beberapa menit kemudian sudah beres. Yang bikin saya salut adalah ketika error yang kedua, yaitu tiba-tiba saya nggak bisa upload gambar, cari gambar, cari artikel, tapi blog masih bisa diakses dengan normal. Saya pokoknya sambat saja sama WPOven, bikin ticket, dan setelah beberapa menit dapat respon, untuk yang satu ini agak lama, mungkin susah juga nyari apanya yang bikin error. Tapi akhirnya ketemu plugin yang bikin error. Oke pokoknya. 😀

Fitur penting yang sangat berguna:

– Setup Letsencrypt untuk SSL cuma sekali klik

– Akses SFTP

– File manager plus text editor

– Fix permission, biasanya buat mengatasi masalah error upload, update, dan edit plugins dan themes.

– Auto backup setiap hari

– Staging

– Direct access ke website yang membantu sekali buat ngecek blog apakah berjalan seperti seharusnya sebelum domain diarahkan ke server baru.

– WAF, saya sempat tanya ke CS soal WAF ini, ternyata WPOven sudah ada, jadi nggak perlu pakai WAF semacam Cloudflare, Sucuri, Stackpath, dll. Tapi kalau mau pakai ya monggo, bisa jadi lebih bagus. 😀

Satu bulan sudah saya pakai WPOven, saya pakai paket yang $80-an untuk menjalankan beberapa blog. Sampai saat ini saya belum menemukan permasalahan dan blog berjalan dengan cepat dan semua plugins berjalan dengan baik. Kecuali yang tadi saya sebutkan di atas, karena memang yang itu error-ya disebabkan oleh plugins update yang malah bikin error.

Performa

Berikut hasil tes dengan beberapa tools, WordPress sudah terpasang plugins optimasi WP Super Cache, Autoptimize (minify), Optimus (image compression), Jetpack untuk image delivery.

Loader.io (500 klien dalam 1 menit, 50% batas error, 10 detik timeout)