web analytics

ASUS Zenfone Max Pro M1: Gaming Phone for Everyone

Main game dengan smartphone sudah jadi kebutuhan utama bagi sebagian orang, termasuk saya tentunya. Meskipun bukan tipe pengguna yang main game sampai berjam-jam, tapi buat saya main game di smartphone harus menyenangkan, maksud saya adalah main game yang bebas dari nge-lag, koneksi putus-nyambung, dan baru main sebentar sudah minta di-charge.

Wah, butuh flagship smartphone dong?

Nggak juga, performa smartphone kelas menengah saat ini sudah sangat berbeda lho dengan 2 atau 3 tahun yang lalu. Lompatan pencapaian performa yang dihasilkan oleh prosesor saat ini memang luar biasa.

ASUS Zenfone Max Pro M1 contohnya, smartphone yang dirilis dengan tagline “Limitless Gaming” ini memang bukan isapan jempol belaka, dengan bekal CPU Snapdragon 636, GPU Adreno 509, varian RAM sampai 6 GB, dan baterai 5000 mAh, jelas smartphone ini memang bisa “dihajar” buat main game apa saja.

Memang apa sih yang spesial dari Snapdragon 636?

Qualcomm, selaku pengembang SoC (System on Chip) atau mereka sekarang lebih suka menyebutnya dengan “mobile platform”, selalu berusaha untuk memperbaiki performa produk yang dimiliki, termasuk Snapdragon 636.

Snapdragon 636 merupakan seri terbaru dari lini seri 600, penerus dari 625 yang legendaris itu, lalu 626, dan 630. Saat itu banyak perusahaan manufaktur menggunakan Snapdragon 625 karena memang konon mampu membawa pengalaman flagship ke smartphone kelas menengah (mid-class). ASUS pun menggunakannya untuk Zenfone 3 yang juga legendaris itu, salah satu produk terbaik yang pernah dibuat ASUS. Saya sempat menggunakan dan mengulasnya, cukup takjub dengan kualitasnya.

Nah, Snapdragon 636 ini sudah barang tentu mempunyai performa yang mantap dong. Mobile platform ini selain membawa pengalaman premium ke kelas menengah, juga memiliki konsumsi daya yang sangat efisien.

ASUS bukanlah pemain baru di dunia gaming, nama ROG sudah lama populer di kelas PC dan laptop, bahkan beberapa waktu yang lalu ASUS juga merilis ROG Phone. Tentu Zenfone Maz Pro M1 nggak sekelas dengan ROG Phone, smartphone ini memang dirancang untuk gaming yang lebih hemat di kantong.

Meskipun hemat di kantong, Zenfone Max Pro M1 punya kualitas yang oke. Ada beberapa hal mendasar yang membuat saya suka pada smartphone ini:

1. Build quality solid

Ya ya.. build quality atau kualitas rakitan Zenfone Max Pro M1 ini patut diacungi jempol, terasa kokoh dan mantap ketika dipegang. Agak berat karena baterainya 5000 mAh, bodinya besar karena layarnya 6 inci tanpa poni. Bagian belakang dan samping dibalut dengan metal.

Soal daya tahan? Simak deh video berikut, saya sampai ngeri dengan siksaan-siksaannya. 😛

2. Performa lancar tanpa panas

Ketika main game, smartphone dipaksa untuk menunjukkan performa maksimalnya, saat itulah kebanyakan smartphone mendadak hangat bahkan panas minta ampun.

Skor Antutu saat saya mengujinya tembus 114629, lebih dari 100 ribu bisa diartikan smartphone ini bisa menjalankan semua game di Android dengan lancar.

Berkat Snapdragon 636 yang super adem, saya sama sekali nggak merasakan peningkatan suhu yang signifikan ketika main dengan pengaturan grafis paling tinggi dan main cukup lama.

3. Tanpa Poni (Notch)

Meskipun sudah menjadi tren desain smartphone, nyatanya sampai sekarang banyak orang yang masih anti dengan smartphone berponi. Nah, saya termasuk dalam golongan mereka, saya lebih suka layar lega tanpa poni.

Perbandingan layar 18:9 membuat bentuk layar memanjang dan lebih nyaman dipegang dengan dua tangan saat main game.

4. Baterai super besar

Pada umumnya smartphone dilengkapi dengan baterai 3000-an mAh dan itu sudah kuat buat seharian. Zenfone Max Pro M1 ini punya baterai 5000 mAh. Waktu saya pakai buat daily driver, paling lama tahan sampai 53 jam! Dua hari lebih!

Hal yang kadang bikin kaget adalah ketika baterai tinggal 20%, sudah panik, eh ternyata masih bisa dipakai beberapa jam lagi. 😀

Kalau buat main game? Tentu lebih boros, tapi kamu tetap bakal bisa main game berjam-jam dengan smartphone ini. 😀 Sampai bosan main baterai masih aja pokoknya.

5. Layar lebar fullHD+

Resolusi fullHD sudah jadi standar smartphone sejak lama, ASUS pun sudah menyematkannya pada smartphone kelas menengahnya sejak dulu, karena perubahan tren rasio layar, maka sekarang jadi fullHD+ atau 1080×2160 piksel.

Beruntung Zenfone Max Pro M1 ini nggak ada poninya, jadi ketika main game dengan posisi landscape, layar nggak terpotong.

6. Kemampuan kamera nggak terabaikan

Tentu seseorang membeli sebuah smartphone bukan cuma buat main game, kamera adalah salah satu hal yang paling penting dan sering digunakan di era media sosial seperti sekarang. Zenfone Max Pro M1 ternyata nggak mengabaikan kualitas jepretan kameranya, dengan sensor 13 MP untuk varian RAM 3/4 GB dan 16 MP untuk varian RAM 6 GB, kualitas kameranya boleh diandalkan untuk kebutuhan sehari-hari.

Oh, hampir lupa, smartphone ini menyematkan dual-camera di bagian belakang untuk memperindah waktu mengambil foto portrait. Keren kan? Gaming phone yang nggak kalah keren dari smartphone biasanya.

7. Slot Dual SIM plus SD card

Waini! Sepertinya fitur ini akan jadi favorit buat pengguna di Indonesia, karena memang keadaan sering memaksa kita untuk menggunakan dua nomor aktif. Kabar baiknya, kita tetap bisa memasang SD card tanpa harus mengorbankan salah satu SIM card. Jadi, totalnya ada 3 slot yang tersedia pada Zenfone Max Pro M1 ini.

Main game online pasti butuh dukungan koneksi internet yang kencang dan stabil, dengan dukungan dual-sim kita bisa pasang kartu yang jaringannya paling oke tanpa harus melepas nomor utama. Lalu internal storage bisa difungsikan untuk menyimpan aplikasi game sepenuhnya, karena foto dan video bisa dialihkan ke SD card.

Semua bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan salah satunya.

Sebenarnya, kalau saya menilai Zenfone Max Pro M1 ini bukan hanya cocok untuk orang yang hobi main game, tapi juga sangat powerful untuk daily driver. Saya pun menggunakannya untuk menghandel berbagai macam kebutuhan sehari-hari saya dan secara keseluruhan saya sangat menikmatinya.

Kebetulan aktivitas sehari-hari saya berada di dalam ruangan yang nggak jauh dari sumber listrik, saya jadi membayangkan kalau smartphone ini digunakan orang yang setiap harinya bekerja di lapangan, pasti lebih terasa manfaat dari daya tahannya.

ASUS menyematkan beberapa hal spesial pada smartphone ini, buat saya hal tersebut adalah nilai tambah yang sangat berarti, antara lain:

1. Dukungan aptX pada sambungan Bluetooth
aptX adalah teknologi yang dikembangkan oleh Qualcomm untuk kompresi paket yang ditransmisikan melalui sambungan Bluetooth, teknologi ini menjaga kualitas suara dari sumber sampai ke perangkat audio, seperti headset atau speaker.

Apakah jauh perbedaannya dengan sambungan Bluetooth biasa?

Saya mencobanya dengan IEM (in-ear monitor) dan membandingkannya, ternyata cukup terasa perbedaannya. Musik terdengar lebih detail.

Untuk menggunakan fitur ini dibutuhkan headset atau speaker yang juga mendukung aptX.

2. Sistem operasi Pure Android
Saya kurang tahu persis kenapa ASUS memasang sistem operasi Pure Android pada Zenfone Max Pro M1 ini, tapi sepertinya hal ini dilakukan agar performanya lebih optimal karena banyak fitur yang ada pada ZenUI nggak ada pada sistem operasi Pure Android.

Pure Android menggunakan tampilan antarmuka murni tanpa ada perubahan, jadi ini adalah bentuk asli dari Android yang dirilis oleh AOSP (Android Open Source Project).

3. Damp finger recognition
Teknologi ini ada pada sensor sidik jari Zenfone Max Pro M1, dengan damp finger recognition sistem tetap bisa membaca sidik jari secara akurat meskipun jari basah/lembab.

Kita hidup di iklim tropis, sering berkeringat, menurut saya fitur ini wajib ada pada semua smartphone yang mengimplementasikan sensor sidik jari.

4. Dukungan komunitas internasional aktif
Ini khusus buat yang suka otak-atik, sebenarnya saya juga suka sih otak-atik, tapi berhubung sekarang banyak hal penting yang ada di smartphone, jadi otak-atik saya nggak sampai ganti custom ROM. 😀

Saya bisa temukan dukungan komunitas yang sangat aktif di forum XDA Developers, mulai dari troubleshooting sampai koleksi custom ROM. Ini karena Zenfone Max Pro M1 memang dirilis secara global, jadi banyak pengembang independen yang turut berkontribusi.

Kalau saya sih, paling cuma pasang aplikasi Google Camera, caranya bisa dibaca di artikel XDA ini.

Akhir kata

Banyak yang bilang Zenfone Max Pro M1 adalah “mid-class killer”, saya sepakat. Karena pada saat dirilis, smartphone ini menggebrak dengan spesifikasi yang menggoda. Harga tiga jutaan sudah dapat RAM 6 GB. Lalu varian paling rendah nggak sampai dua setengah juta dengan RAM 3 GB, storage 32 GB dan Snapdragon 636 mobile platform.

Pilihan yang ditawarkan ASUS pun menarik, kalau yang RAM 6 GB terlalu mahal, ada varian 4/64 GB yang harganya sekitar 2,7 juta. Tapi kalau mau yang optimal dan masuk anggaran, silakan beli yang varian tertinggi. Selain RAM 6 GB, varian tertinggi juga punya sensor kamera utama 16 MP.

Zenfone Max Pro M1 adalah racikan terbaik ASUS untuk para pengguna mid-class, harganya sangat masuk akal untuk kualitas rakitan, perfoma, dan fitur yang ditawarkan.

Menurut saya, ASUS berhasil mewujudkan “gaming phone for everyone” dengan Zenfone Max Pro M1.