Akhirnya Kembali ke Linux Lagi

Sudah lama mau beralih ke Linux lagi, tapi dari dulu masih belum sempat buat ngulik distro apa yang cocok. Terakhir saya pakai Linux buat sehari-hari kira-kira tahun 2015, waktu itu saya pakai ThinkPad X220 dan Ubuntu.

Tahun 2020 saya ganti laptop ROG, tentu sudah ndak kepikiran lagi buat pakai Linux waktu itu. Memang niatnya mau sekalian buat main games.

Ndak terasa laptop sudah berumur 5 tahun dan saya juga sudah ada PC buat main games. Akhirnya ide buat pakai Linux muncul lagi.

Setelah tanya AI sana-sini, distro yang direkomendasikan oleh komunitas Linux for ROG Notebooks adalah Fedora, Arch, dan OpenSUSE. Hmm, pilihan yang sulit, OpenSUSE dulu pernah pakai lama jaman kuliah, Arch pernah coba pakai Manjaro di minipc, nah Fedora ini pernah tapi gagal. Dulu jaman kuliah pernah sewa CD installer Fedora yang jumlahnya 14 keping tapi berakhir gagal install. wkwk.

Kebetulan beberapa hari yang lalu saya nonton videonya Linus Tech Tips yang dia mendatangkan Linus Torvalds, bapaknya Linux. Obrolan merekan seru banget, dan dari obrolan itu Linus bilang kalau dia pakai Fedora.

Nah, ndak pakai pikir panjang, saya langsung download dan install Fedora 43.

Pertama saya download langsung dari halaman utama web-nya Fedora, saya langsung pilih Fedora Workstation.

Ternyata bawaannya pakai Gnome, ndak ada masalah sih sebenarnya, dari dulu juga saya pengguna Gnome. Tapi koq rasanya pengen ganti suasana, mumpung belum setup semua peralatan kerja, saya download yang Fedora KDE Plasma Desktop.

Setelah instalasi selesai layar koq blank, tapi masuk ke TTY bisa. Jadi SDDM-nya ngadat, ndak mau jalan. Usut punya usut itu adalah bug dari kwin bawaan dan banyak juga dialami sama pengguna Fedora 43.

Tadinya saya pikir ini masalah driver NVIDIA yang memang dari dulu suka bikin repot kalau pakai Linux.

Ngoprek Linux lagi nih, baca forum sana-sini, tanya AI sana-sini, akhirnya ketemu juga solusinya buat install Fedora KDE Plasma Desktop dengan build paling baru.

Install ulang lagii, dan alhamdulillah memang bug tersebut sudah lenyap.

Artikel ini ditulis dengan Fedora 43, meskipun beberapa software yang biasa saya pakai di Windows masih belum tersedia di Linux, saya masih bisa kerja dengan software lain.

Kesimpulannya, KDE Plasma emang T O P. 😀

Salam dari mantan pengguna Gnome, Mate, XFce, dan Budgie.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

You may also enjoy…